-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LAPORAN
“Observasi
Program Bimbingan Konseling
di
SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon”
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah
: Bimbingan Konseling
Dosen
Pengampu : Drs.H.Zuardi Bahar,S.H,
M.Pd
Disusun Oleh :
Rusli
Hamzah
(07460826)
(Kelas BIO A - Semester
4)
KEMENTERIAN
AGAMA RI
JURUSAN
IPA BIOLOGI - FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
( IAIN )
SYEKH
NURJATI
CIREBON,
2010
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
- Rumusan Masalah ......................................................................... 2
- Tujuan Observasi ……………………………………………… 2
BAB II LANDASAN
TEORITIS ………………………………………… 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
- SubjekPenelitian ………………………………………………... 4
- Tempat dan Waktu Pelaksanaan………………………………….. 4
- Prosedur Penelitian ............................................................................ 4
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Keberadaan
SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon ……………………… 5
B. Visi Misi SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon ………………………..... 6
C. Jumlah Guru / Karyawan .……………………………….……6
D. Jumlah Siswa ………………………………………………………... 6
- Struktur ………………………………………………………………. 7
- Keberadaan BK Di SMA Islam AlAzhar 5 Cirebon … …………… 8
G. Sistem Pelayanan
Bk Di Sekolah ……………………………………9
- Pola dan Teknik Layanan BK di Sekolah ………………………… 11
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan ……………………………………………… 13
- Saran ……………………………………………… 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan
pendidikan harus menyusun kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan atau KTSP.
Pada
penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan
Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai
minat , bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat
adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan
Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan
konseling di sekolah harus menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor
20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta
peraturan-peraturan yang menyertainya.
Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur
kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program
pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan social,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Bimbingan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, social, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan
dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi
individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif,
pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu
dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupanan proses perkembangan
yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan
dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan
salah satu kualifikasi pendidik.
Dalam
permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik
yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan
pengembangan kapasitasnya (capacity development) yag dapat mendukung pencapaian
kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL
akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Observasi ini adalah bagaimanakah penerapan
bimbingan konseling Islami di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon
C.
Tujuan Observasi
Observasi
ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan bimbingan konseling Islami di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon dan
untuk mengetahui adakah
hambatan dalam menerapkan bimbingan konseling Islami tersebut
BAB
II
LANDASAN TEORITIS
Sebagai suatu kegiatan professional dan ilmiah,
pelaksanaan konseling bertitik tolak dari teori-teori yang dijadikan sebagai
acuannya. Pada umumnya teori diartikan sebagai suatu pernyataan prinsip-prinsip
umum yang didukung oleh data untuk menjelaskan suatu fenomena. Dengan demikian,
maksud suatu teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena.
Lahirnya suatu teori mempunyai ikatan dasar pribadi, sosiologis, dan
filosofis.
Teori-teori konseling muncul bersamaan dengan
munculnya konseling itu sendiri sejak permulaan abad 20. Sebagaimana dikatakan
di atas, pemunculan suatu teori berkaitan dengan pribadi pembuatnya, waktu dan
tempat, kondisi social budaya, dan filsafat. Demikian pula pemunculan
teori-teori konseling mempunyai karakteristik seperti itu.
Peranan konselor menurut teori “Sifat dan factor”
adalah memberitahukan konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh
konselor melalui hasil testing. Berdasarkan hasil testing pula ia mengetahui
kelemahan dan kekeuatan kepribadian konseli. Konselor membantu konseli
menentukan tujuan yang akan dicapainya sesuai dengan bakat hasil tes. Juga
dengan memberitahukan sifat serta bakat konseli, maka konseli bias meneglola
hidupnya sendiri sehingga dapat hidup lebih berbahagia. Pendekatan teori ini
sering disebut kogitif rasional, karena peranan konselor dalam konseling ialah
memberitahukan, memberi informasi, dan mengarahkan konseli.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Subjek Penelitan
Yang menjadi subjek
penelitian dalam kegiatan Observasi
Bimbingan Konseling ini adalah Guru Bimbingan Konseling SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon.
B.
Tempat dan Waktu
Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan
kegiatan observasi Bimbingan Konseling ini dilaksanakan secara langsung oleh
peneliti. Dan waktu pelaksanaan
kegiatan observasi Bimbingan
Konseling ini dilaksanakan pada saat jam
pelajaran kurikulum kelas sedang berlangsung,
tetapi tidak menggangu proses belajar mengajar siswa, karena di lakukan kuliah
umum di ruangan multimedia. Dan dengan jadwal observasi 1 x pertemuan (secara
kondisional dan fleksibelitas) tatap muka bersama para Guru Bimbingan Konseling yaitu
pada tanggal 31 Mei 2010.
C.
Prosedur Penelitian
Prosedur kerja yang
peneliti lakukan atas tindakan penelitian Bimbingan Konseling Sekolah SMA Islam
Al Azhar 5 Cirebon ini adalah dengan mengikuti kuliah umum yang disampaikan
oleh Guru Bimbingan Konseling, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
kepada Guru
Bimbingan Konseling tersebut, serta meminta
berbagai data yang dapat dijadikan sumber data penelitian, yang akhirnya
peneliti olah menjadi laporan observasi Bimbingan Konseling Sekolah ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
KEBERADAAN SMA ISLAM AL
AZHAR 5 CIREBON
SMA Islam Al
Azhar 5 Cirebon adalah merupakan sekolah swasta unggulan di Kota Cirebon. Sekolah
Islam ini berdiri sejak tahun 1995 yang bertempat di Jl. Pilang Setrayasa No.17
Cirebon dan mulai memiliki keunggulan dan prestasi yang sangat baik dari tahun
ke tahun.
Sekolah Islam ini bernaung pada Al Azhar pusat Jakarta
yang didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam Putera Bangsa. Adapun SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon diketuai oleh
H.Sudarto, S.T dan Kepala Sekolah dipimpin oleh Drs.H.Abu Malik, M.Pd.
SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon telah Terakreditasi
"A" dengan nomor : 420/599 - DIKMRNTI / 2005 dengan nomor
NDS:B.2401006 NSS: 304026301031 NIS: 300150
SMA Islam Al Azhar dibangun diatas luas tanah 5 hektar
dan telah dibangun seluas 1.5 hektar diantaranya gedung sekolah, masjid
& kolam. Sedangkan SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon memiliki fasilitas
diantaranya: Lapangan Basket, Lapangan Volly, Panjat Dinding, Lab. Bahasa,
Lab.Fisika & Kimia, Lab.Komputer, Masjid, Kolam Pemancingan dan Gedung
Pertemuan
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMA Islam Al
Azhar 5 Cirebon antara lain adalah Basket Ball, Footsal, Pramuka, Paskibra, PMR,
Pencak Silat, Pecinta Alam (IPALAHAR), RIAZ ( Keagamaan ), Drum Band, Tari
Daerah, Degung, Komunitas Anak Creative ( Mutimedia Creative).
B. VISI MISI SMA ISLAM AL AZHAR 5 CIREBON
Adapun Visi dan
Misi dari SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon, adalah sebagai berikut:
V
I S I
1. Mewujudkan
Sistem Pendidikan yang bernuansa IMTAQ dan IPTEK
2. Melahirkan
Guru yang berkualitas tinggi ilmu agama dan umum
3. Menjadikan
SMA Islam Al-Azhar 5 sebagai sekolah unggulan
4. Mengembangkan
syi'ar Islamiyah antar orang
tua sekolah dan masyarakat
M
I S I
Mewujudkan
/ Mengupayakan Cendikiawan Muslim yang :
ü Bertaqwa
kepada Allah SWT
ü Berakhlak
Mulia
ü Terampil
ü Sehat
Jasmani dan Rohani
ü Mandiri
dan Percaya Diri
ü Kepribadian
yang Kuat
ü Berwatak
Pejuang
ü Mampu
Mengembangkan diri dan Keluarga
ü Bertanggung
Jawab terhadap pembangunan umat dan
bangsa.
C. JUMLAH GURU / KARYAWAN
SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon memiliki Staf Pengajar (Guru) yang berjumlah
32 orang dengan rincian jenjang pendidikan gelar Sarjana berjumlah 26 orang dan
Magister 6 Orang. Sedangkan Untuk Staf Karyawan berjumlah 13 orang karyawan.
D. JUMLAH SISWA
Untuk tahun Pelajaran 2009/2010 ini SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon
memiliki siswa yang berjumlah 389 orang, dengan rincian untuk kelas X berjumlah
149 orang, kelas XI 129 orang, dan kelas XII 111 orang.
E. STRUKTUR
STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PUTERA BANGSA
PERGURUAN ISLAM AL-AZHAR
SMA ISLAM A-AZHAR 5 CIREBON
|
F.
G.
F. KEBERADAAN
BK DI SMA ISLAM AL AZHAR 5 CIREBON
Keberadaan BK (Bimbingan dan Konseling) di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon
ini resminya bernama BP (Bimbingan Profesi) istilah lain dari BK, namun tetap
sama pengertiannya. BP/BK di Sekolah Islam ini mempunyai sebuah slogan atau
semboyan yaitu “BP-Sahabat Anda” yang
terpampang tepat di pintu masuk ruang BP di Sekolah tersebut. Ruangan BP
tersebut berada di lantai 2 gedung Sekolah tersebut.
BP/BK di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon ini memiliki dua orang Guru
Kanselor yang bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai konselor di Sekolah
tersebut. Ialah Bapak Drs.H.Nasir,M.Pd dan Ibu Sri Nurhaeni,S.Psi. yang
mengomandoi Konseling di Sekolah Islam ini. keduanya merupakan orang-orang yang
kompeten serta professional di bidang Konseling. Hal ini dapat dilihat dari
latar belakang pendidikan keduanya, Bapak Drs.H. Nasir,M.Pd studi Magisternya
adalah di Jurusan BP di IKIP (UPI) Bandung serta Ibu Sri Nurhaeni,S.Psi beliau adalah
merupakan lulusan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jurusan
Psikologi, dengan gelar Sarjana Psikologi.
Jumlah jam tugas konseling untuk Bapak Drs.H.Nasir,M.Pd selaku
Koordinator Guru BP adalah sebanyak 39 jam dari 5 hari, sedangkan untuk Ibu Sri
Nurhaeni,S.Psi sebanyak 24 jam dari 5 hari.
Adapun fungsi dari BP/BK di Sekolah pada umunya memiliki fungsi antara
lain, sebagai berikut :
1. Fungsi Pemahaman
Fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan maupun lingkungan “yang lebih luas”.
Fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, baik pemahaman tentang diri peserta didik, lingkungan maupun lingkungan “yang lebih luas”.
2. Fungsi Pencegahan
Fungsi BK yang akan mengsilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
Fungsi BK yang akan mengsilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3. Fungsi Pengentasan
Fungsi BK yang akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
oleh peserta didik.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi BK yang akan
menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan
berkelanjutan.
Sedangkan
azas-azas dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Azas Kerahasiaan
2. Azas Kesukarelaan
3. Azas Keterbukaan
4. Azas Kegiatan
5. Azas Kemandirian
6. Azas Kekinian
7. Azas Kedinamisan
8. Azas Keterpaduan
9. Azas Kenormatifan
10. Azas Keahlian
11. Azas Alih Tangan
12. Azas Tut Wuri Handayani
2. Azas Kesukarelaan
3. Azas Keterbukaan
4. Azas Kegiatan
5. Azas Kemandirian
6. Azas Kekinian
7. Azas Kedinamisan
8. Azas Keterpaduan
9. Azas Kenormatifan
10. Azas Keahlian
11. Azas Alih Tangan
12. Azas Tut Wuri Handayani
G. SISTEM
PELAYANAN BK DI SEKOLAH
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, guru Bimbingan dan Konseling
(Konselor) memiliki karakteristik yang berbeda dengan guru pengampu mata
pelajaran. Guru Bimbingan Konseling lebih mengedepankan dan menitik beratkan
pada pendekatan interpersonal serta sarat dengan nilai. Sedangkan guru mata
pelajaran lebih mengutamakan pendekatan instruksional dan terkait dengan bahan
ajar dari mata pelajaran yang diampunya. Kendati demikian, keduanya tetap
memiliki tujuan yang sama yaitu terwujudnya perkemangan pribadi peserta didik
secara optimal. Terkait dengan penilaian portofolio dalam rangka sertifikasi,
yang membedakan antara guru pengampu mata pelajaran dengan guru Pembimbing
terletak pada komponen perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Bukti fisik penilaian dalam merencanakan kegiatan Bimbingan dan
Konseling, berbentuk:
1. Mengumpulkan
5 buah Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) yang berbeda, dengan
aspek-aspek penilaian meliputi : (a) perumusan tujuan pelayanan; (b) pemilihan
dan pengorganisasian materi pelayanan; (c) pemilihan instrumen/media; (d)
strategi pelayanan; dan(e) rencana evaluasi dan tindak lanjut.
2. Mengumpulkan
Program Semesteran dan Program Tahunan, dengan aspek-aspek penilaian meliputi :
a) program
semesteran Bimbingan dan konseling, dan
b) program
tahunan Bimbingan dan konseling
Sedangkan bukti fisik penilaian dalam pelaksanaan pelayanan berbentuk Laporan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) , dengan aspek-aspek penilaian meliputi :
Sedangkan bukti fisik penilaian dalam pelaksanaan pelayanan berbentuk Laporan Pelaksanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (PPBK) , dengan aspek-aspek penilaian meliputi :
1) Agenda
kerja guru bimbingan dan konseling (konselor)
2) Daftar konseling
3) Data
kebutuhan dan permasalahan konseling
4) Laporan bulanan
5) Laporan semesteran/tahunan
6) Aktivitas
pelayanan Bimbingan dan Konseling :
o Pemahaman
: (antara lain : sosiometri, kunjungan rumah, catatan anekdot, konferensi
kasus).
o Pelayanan
langsung : (antara lain : konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, referal).
o Pelayanan
tidak langsung : (antara lain : papan bimbingan, kotak masalah,
bibliokonseling, audio visual, audio, media cetak : liflet, buku saku)
7) Laporan
hasil evaluasi program, proses, produk bimbingan dan konseling serta tindak
lanjutnya.
Implikasi dari adanya ketentuan penilaian di atas, maka guru bimbingan
dan konseling (konselor) mutlak harus mampu merencanakan kegiatan pelayanan
secara tertulis , yang didalamnya mengandung aspek-aspek yang menjadi bahan
penilaian serta dapat mendokumentasikan secara baik dan tertib.
Begitu juga dalam pelaksanaan layanan, guru bimbingan dan konseling
dituntut untuk melakukan kegiatan pencatatan atas segala aktivitas yang
dilakukannya dan melaporkannya kepada pihak yang kompeten, khususnya kepada
kepala sekolah selaku atasan langsung.
H.
POLA dan TEKNIK LAYANAN BK DI SEKOLAH
Pola
layanan BK di SMA Islam Al Azhar adalah sama seperti pola layanan BK pada
umunya. Pola layanan BK di sekolah termuat dalam keempat bidang bimbingan,
antara lain adalah :
1. Bimbingan
pribadi
Pelayanan BK membantu
siswa menemukan dan memahami serta mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertakawa terhadap Tuhan YME, mandiri, aktif, kreatif, serta sehat jasmani dan
rohani.
2.
Bimbingan sosial
Pelayanan BK
membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.
3.
Bimbingan belajar
Pelayanan BK
membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuandan ketrampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan
pada tingkat yang lebih tinggi.
4.
Bimbingan karir
Pelayanan BK membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan untuk masa depan karir.
Pelayanan BK membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan untuk masa depan karir.
Sedangkan
untuk teknik layanan ataupun pendekatan bimbingan konseling di SMA Islam Al
Azhar 5 Cirebon adalah sama seperti pada
umunya., yaitu :
a)
Bimbingan Kelompok (Group Guidance))
1.
Masalah yang dirasakan bersama oleh kelompok.
2.
Masalah yang dirasakan individual sebagai anggota
kelompok
Bentuk khusus teknik Bimbingan.
Bentuk khusus teknik Bimbingan.
♥ Home
room programe
Membuat
suasana kelas seperti rumah dengan tujuan mengenal siswa lebih baik sehingga
dapat membantu secara efisien.
Dilaksanakan di kelas di luar jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dapat diadakan secara periodic.
Dilaksanakan di kelas di luar jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dapat diadakan secara periodic.
♥ Karyawisata/
field trip
Kegiatan
rekreasi yang dikemas denga metode mengajar untuk bimbingan kelompok dengan
tujuan siswa dapat memperoleh penyesuaian dalam kelompok untuk dapat kerjasama
dan penuh tanggungjawab.
♥ Diskusi
kelompok
♥ Untuk
memecahkan masalah secara bersama. Misalnya masalah belajar, perencanaan suatu
kegiatan. Hal ini dapat mengembangkan harga diri.
♥ Kegiatan
kelompok
Dapat
memberi kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya.
♥ Organisasi
murid
♥ Sosiodrama
Bermain
peran dalam situasi masalah social
♥ Psikodrama
Bermain
peran memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami seseorang.
♥ Remedial
teaching
Bentuk: penambahan
pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, penekanan aspek-aspek
tertentu.
Hal ini tergantung dari
jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.
b)
Konseling Individu
(Individu Counseling)
R
Masalah-maslah yang sifatnya pribadi.
R
Dilakukan dengan face to Face relationship
R
Metode wawancara antara konselor dab kasus
R
Konselor harus bersikap penuh simpati dan empati
Simpati: menunjukkan
adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan konselee.
Empati: berusaha
menempatkan diri dalam situasi diri konseli dengan segala masalh-masalah yang
dihadapinya.
Bentuk Khusus Teknik
Konseling:
I
Directive Counseling
-konselor paling berperan
-konselor berusaha mengarahkan konselee sesuai dengan masalahnya.
-konselor paling berperan
-konselor berusaha mengarahkan konselee sesuai dengan masalahnya.
I
Non-directive Counseling
-berpusat pada konselee
-konselor hanya menampung pembicaraan yang berperan konselee
-berpusat pada konselee
-konselor hanya menampung pembicaraan yang berperan konselee
-konselee bebas
bicara, sedangkan konselor menampung dan mengarahkan.
I Eclective Counseling
Campuran 2 teknik di atas.
Campuran 2 teknik di atas.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
hasil observasi Bimbingan Konseling yang telah dilakukan di SMA Islam AlAzhar 5
Cirebon, ditinjau dari program kerja Bimbingan Konseling yang diselenggarakan
oleh Guru Konseling di Sekolah tersebut, yaitu Bapak H.Natsir, M.Pd selaku
Koordinator Guru Konseling. Maka saya
nilai sudah sangat baik proses Bimbingan Konseling yang terjadi antara pihak
Konseling dalam hal ini Guru Konseling dengan para siswa.
B.
SARAN
Dari penilaian hasil observasi Bimbingan
Konseling di SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon, maka disarankan agar Sekolah
tersebut dapat mempertahankan apa yang telah ada serta meningkatkan kembali
kinerja dari Guru Konseling agar dapat terasa manfaatnya bagi para siswa di
Sekolah tersebut. Kemudian saran yang terpenting adalah dengan menambah
personil dari Guru Konseling, agar pekerjaan yang dilakukan oleh Bapak H.Natsir,
M.Pd dan Ibu Sri Nurhaeni,S.Psi selaku Guru Kanselor tidak terlalu berat.
DAFTAR
PUSTAKA
Surya, H.Mohamad.2003.Teori-Teori Konseling.Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar