Rabu, 24 Agustus 2011

LaporaN Individu KKN II (Rusli Hamzah)

















LAPORAN INDIVIDUAL
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
ANGKATAN II
“BUDIDAYA JAMUR TIRAM  (MEMAKSIMALKAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN YANG SELAMA INI BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL) SEBAGAI PELUANG USAHA BARU YANG CUKUP MENJANJIKAN DI DESA BANDORASAKULON KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN”





Disusun  Oleh:
Nama                      : RUSLI HAMZAH
NIM                        : 07460826
Kelompok               : 06
Desa/Kecamatan     : Bandorasakulon / Cilimus
DPL                        : Dra.Hj.Suniti, M.Pd





LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2011

“BUDIDAYA JAMUR TIRAM  (MEMAKSIMALKAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN YANG SELAMA INI BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL) SEBAGAI PELUANG USAHA BARU YANG CUKUP MENJANJIKAN DI DESA BANDORASAKULON KECAMATAN CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN”

Dewasa ini budidaya jamur yang dapat dikonsumsi telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Salah satunya adalah di Desa Bandorasakulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, dimana ada sebagian warga desanya yang telah memanfaatkan berbagai macam limbah pertanian untuk diolah menjadi media tanam untuk usaha pembudidayaan jamur.
Mengenal sekilas tentang Desa Bandorasakulon adalah mengenal sebuah desa yang berada pada 600-700 meter di atas permukaan laut yang merupakan daerah strategis diantara (di tengah-tengah) segitiga pariwisata terkenal di Kabupaten Kuningan ( Obyek wisata Linggarjati, Sidomba, dan Sangkanhurip) , dan juga tepat di bawah kaki gunung Ciremai. Luas wilayah dari Desa Bandorasakulon adalah 320.272 ha/m2. Adapun untuk batas wilayah dari Desa Bandorasakulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan  adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Linggasana, Sebelah Barat : Gunung Ciremai, Sebelah Timur : Desa Bandorasa Wetan, dan Sebelah Selatan : Desa Manis Lor
Desa Bandorasakulon dibagi kedalam 5 (lima) dusun. Dusun Manis, Pahing, Puhun, Wage, dan Kliwon. Adapun untuk jumlah penduduk Desa Bandorasakulon adalah berjumlah 4.411  jiwa terdiri atas 30 RT, 15 RW dan 5 Kepala Dusun.  Berdasarkan bentang alamnya wilayah Desa Bandorasakulon merupakan dataran tinggi. Suhu rata-rata harian di Desa Bandorasakulon berkisar 270 C, untuk curah hujan mencapai 3554 Mm.
Warga Desa Bandorasakulon mempunyai beberapa profesi yang ditekuninya sebagai mata pencaharian pokok, diantaranya : Petani, Buruh tani, Karyawan perusahaan swasta, Pedagang Keliling, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Peternak, Montir, Bidan/Perawat Swasta, TNI, POLRI, Pengusaha besar, kecil dan menengah, Pekerja TKI ke luar negeri, dan Seniman/artis. Dari segi perekonomian warga desa Bandorasakulon hidup sederhana. Rata-rata mayoritas perekonomian warga desa Bandorasakulon yakni menengah kebawah dan hanya sebagian kecil yang berperekonomian menengah keatas.
Bapak Wawan Setiawan melalui Kelompok Usaha Sabanda Sariksa adalah merupakan salah seorang dari beberapa warga desa Bandorasakulon yang juga merupakan Kepala Dusun Pahing, memiliki sebuah inisiatif untuk memanfaatkan limbah pertanian menjadi salah satu peluang usaha, yaitu untuk media tanam dari budidaya jamur Tiram. Bermodal pengalaman pelatihan dari Perhutani dan BKKBM yang pernah diikuti oleh beliau.
Perlu diketahui jamur atau biasa disebut juga dengan nama cendawan, supa, suung tidak memiliki klorofil, sehingga kebutuhan karbohidratnya selalu harus dipenuhi dari luar.karena itu jamur harus hidup secara sapropotik atau secara parasitik. Sapropotik mengandung pengertian bahwa jamur hidup pada sisa makhluk hidup lain yang sudah mati,misalnya pada tumpukkan sampah, tumpukkan kotoran hewan, serbuk gergaji kayu, ataupun pada batang kayu yang sudah lapuk. Sedangkan parasitik adalah hidup pada jasad makhluk hidup lainnya,misalnya tumbuh-tumbuhan,hewan,atau manusia yang masih hidup. Kehadiran jamur tersebut biasanya menjadi penyakit atau gangguan.
Bentuk tubuh jamur bervariasi,mulai dari yang sangat sederhana karena hanya terdiri atas satusel (pada ragi kue), bentuk serat atau Miselium (Jamur tempe atau oncom), bentuk tubuh buah (jamur merang,jamur kancing,jamur shiitake,dll), bentuk bilah, bunga karang, payung,sampai kulit kerang (tiram) sehingga masyarakat menyebutnya jamur tiram. Kegunaan atau manfaat dari jamur tiram itu sendiri adalah untuk dibudidayakan dan dikonsumsi masyarakat.
Adapun beberapa keuntungan budidaya jamur, yaitu :
1.      Melalui pemanafaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita, akan menjadikan lingkungan kita menjadi bersih,indah, dan sehat.
2.      Budidaya jamur dapat dikembangkan tanpa menggunakan lahan yang luas.
3.      Produk jamur dapat dimanfaatkan untukmenambah gizi tau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.
4.      Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan, dan untuk memelihara cacing.
Media tanam yang sudah umum digunakan untuk proses pembudidayaan jamur tiram ini adalah serbuk gergaji kayu, tetapi bukan sembarangan serbuk gergaji kayu yang digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun,kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang lain dengan perbandingan tertentu. Untuk perbandingannya adalah sebagai berikut : (a.) serbuk gergaji 100 kg, (b.) bekatul atau dedak halus 10-15 kg, (c.) Kalsium carbonat/kapur (CaCO3) 0,5 Kg, (d.) Gips (CaSO4) 0,5 kg. (e.) Pupuk TSP 0,5 Kg, (f.) bibit 25 kantung, (g.) air secukupnya).
Di samping itu perlu disiapkan bahan-bahan lainnya yaitu : kantung plastik tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa paralon (diameter 1 “ dan lebar 1 cm).

 
Adapun proses produksi dari budidaya jamur tiram ini skema/Alurnya adalah sebagai berikut :


PERSIAPAN -> PENGAYAKAN -> PENCAMPURAN -> PENGOMPOSAN -> PEMBUNGKUSAN -> STERILISASI/PENGUKUSAN -> INOKULASI (Pemberian Bibit) -> INKUSASI -> PEMELIHARAAN -> PANEN-> PENYORTIRAN -> PENJUALAN
 
 




Proses pengomposan dari budidaya jamur tiram adalah sebelum ditanam bibit, bahan –bahan media tanam tersebut di komposkan terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
1)      Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih di dalam suatu wadah selam 1 malam.
2)      Meniriskan (sampai dikepal tidak pecah) selanjutnya menambahkan kapur beserta bekatul dan diaduk ampai rata. Kemudian bniarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
3)      Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
4)      Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Lalu biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.
Untuk proses pembungkusan yaitu bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantung plastik. Kantung plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk ke dalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantung plastik dapat berdiri seperti botol. Kantung plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam. Untuk meletakan plastik yang telah diisi (polibag) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/dilipat ke dlam ditempatkan ke bawah.
Usaha jamur tiram ini memiliki prospek bisnis yang bisa diandalkan meskipun ditengah kondisi perekonomian saat ini yang sedang (dan makin) kritis. Selain hal ini mulai banyak diminati oleh masyarakat kebanyakan di berbagai daerah terutama di pedesaan, usaha budidaya jamur tiram ini dapat menjadi peluang usaha baru yang sangat cukup menjajikan.
Dilihat dari segi ekonomi dan sosial, usaha pembudidayaana jamur tiram sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena usaha ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru, khusunya bagi masyarakat Desa Bandorasa Kulon.
Budidaya jamur tiram yang ditekuni oleh sebagian warga desa Bandorasakulon yang sudah dibilang berhasil ini, hendaknya harus menjadi sebuah proyek percontohan yang harus diikuti oleh masyarakat lainnya agar usaha yang cukup menjanjikan di Desa Bandorasakulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan ini benar-benar menjadi peluang usaha baru yang cukup menjanjikan bagi warga desa, selain dari usaha yang umum ditekuni warga kebanyakan.
Seperti halnya Pak Wawan yang berbekal pengetahuan dan pengalaman ketika mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Dinas Perhutani dan BKKBM. Maka kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk menumbuhkan minat wirausaha yang kreatif dan inovatif seperti halnya usaha pembudidayaan jamur ini hendaknya harus digalakan kepada masyarakat desa di Bandorasakulon, tentunya dengan dukungan dari berbagai elemen yang ada di desa terutama pemerintah desa yang harus aktif mengakomodir kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Budidaya jamur tiram  (memaksimalkan potensi limbah pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal) sebagai peluang usaha baru yang cukup menjanjikan di Desa Bandorasakulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan ini akan benar – benar menjadi sebuah peluang usaha baru yang cukup menjanjikan (berdasarkan dari kenyataan pengusaha budidaya jamur tiram)  dan akan menopang perekonomian warga desa apabila ada program-program peningkatan keterampilan yang diadakan oleh masyarakat sendiri (yang telah sukses menekuni bidang jamur ini). Ada persepsi dari sebagian warga bahwa di Desa Bandorasakulon ini apabila ada salah satu orang warga saja yang telah suskses menekuni suatu usaha dan menghasilkan keuntungan dan perubahan ekonomi kehidupannya, maka bidang usaha tersebut ramai-ramai akan ditekuni juga oleh warga masyarakat lainnya.
Penyuluhan tentang pengelolaan sampah dan limbah pertanian serta kotoran ternak yang telah diselenggarakan oleh Tim KKN Kelompok 6 (enam) saja mendapat respons yang cukup baik dari para peserta yang hadir, dan minat serta keingintahuan yang cukup tinggi dari beberapa masyarakat desa akan hal-hal yang baru yang dapat menjadi peluang usaha yang dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan menguntungkan menjadi kelebihan warga masyarakat desa Bandorasakulon untuk mengembangkan pengalaman serta keilmuan yang telah diperoleh untuk selanjutnya ditindak lanjuti sendiri apakah mau ditekuni dan dijadikan potensi yang akan menjanjikan kesejahteraan bagi kehidupan pribadi maupun kelompok masyarakat secara luas.
Adanya lembaga-lembaga yang setia menemani pemerintahan Desa Bandorasakulon seperti LPM, BPD, Karang Taruna, PKK,PNPM dan lain-lain hendaknya dapat dijadikan peluang untuk dapat memberdayakan masyarakat desa untuk dapat menemukan usaha-usaha alternative yang cukup menjajikan seperti halnya budi daya jamur tiram ini.
Pak Wawan yang juga adalah Kepala Dusun Pahing dalam hal ini harus dapat menjadi tutor/fasilitator ataupun suksesor bagi para warga masyarakat lainnya baik di dusunnya secara khusus dan di desa secara umumnya. Tutor/fasilitator untuk dapat memberi dan mentransfer pengalaman serta keilmuan yang telah dan pernah diperolehnya dahulu. Yaitu tentang usaha  budi daya jamur tiram, dari mulai teori ilmu pembudidayaan jamur yang memanfaatkan limbah pertanian, perencanaan usaha, proses usaha, sampai pemanenan, kemudian strategi pemasaran serta evaluasi dari usaha budi daya jamur tiram tersebut.
Pada akhirnya budi daya jamur tiram yang memaksimalkan potensi limbah pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal akan (benar-benar)  menjadi sebuah peluang usaha baru yang cukup menjanjikan di desa Bandorasakulon Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan ini yang dirasakan juga oleh masyarakat kebanyakan dan bukan hanya perorangan ataupun kelompok saja yang merasakan manfaat baiknya dari usaha budi daya jamur tiram tersebut.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar