Selasa, 20 Desember 2011

Berdialog dengan Alam

Teh Panas dengan asapnya yang masih terlihat membantu lupakan sejenak raungan manis kendaran penyumbang devisa polusi.
Selamat pagi,  pojok kanan bawah monitor tipis ini tepat 07.00 AM
Garis yang menyerupai huruf l itu terus berkedip sembari berkata persetan dengan pagi. Teringat akan kisah yang jenaka tentang alam negeri sengkarut, dimana para penyair berlomba memamerkan keindahan alam yang polos ini dalam untaian kata-kata lemah. Siapa yang ragu alam negeri sengkarut ini, siapa yang berani duga.
Alam yang lengkap nyatanya, pegunungan yang tinggi, lautan yang luas, daratan yang subur, padang yang besar, danau yang beraneka ragam, dan semua keindahan kehebatan lainnya buah karya sang PENGUASA. Namun yang disayangkan semua itu nyata menuju kerusakan pemusnahan. Apa yang bisa kita berbuat untuk melawan pergerakan tersebut. Dengan lantang berteriak, dengan huruf kapital kita menulisnya, dengan petisi, dengan doa, dengan gerakan-gerakan tak kasat mata. Semua cara tersebut baik adanya, dengan bergerak setidaknya 1/4 langkah dan lagi bergerak, bergerak melaju, kencang hingga mencapai tujuan.
Alam yang indah namun malang, alam yang kaya namun sial, dan manusia yang beruntung namun lupa.
Bangsa yang hebat, bangsa yang brilian, bangsa yang mengenal adab, mengenal tata krama, mengenal namanya tradisi, dilengkapi dengan fasilitas yang rupawan, yang canggih, yang menggiurkan, yang membuat terlena.
…bersambung :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar